Saturday, April 6, 2019

MANFAAT EKONOMI KOMODITI KEHUTANAN


Tugas Ekonomi Sumberdaya Hutan                                           Medan,  April 2019
MANFAAT EKONOMI KOMODITI KEHUTANAN
Akasia (Acacia mangium)

Dosen Penanggungjawab
Dr. Agus Purwoko, SP., M.P
                                                                   
Disusun Oleh:
Kasiani Barus
171201095
HUT 4B






  

PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
AKASIA (Acacia mangium)

Akasia (Acacia mangium) merupakan salah satu tumbuhan yang banyak digunakan sebagai pohon pelindung. Acacia mangium adalah salah satu marga Acacia yang diprioritaskan sebagai salah satu jenis tanaman HTI dan rehabilitasi lahan karena merupakan jenis cepat tumbuh (fast growing). Jenis ini dapat tumbuh pada kondisi lahan yang sangat ekstrim tingkat kesuburannya dengan riap diameter dapat mencapai 2,5-3,5 cm/tahun. Tanaman  A. mangium  memiliki banyak kegunaan seperti untuk mebel yang cukup baik, kerangka pintu, bagian jendela, molding, bahan pembuat kotak/peti, kayu yang baik untuk partikel board dan untuk pulp Anonim.

Klasifikasi Akasia
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi     : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                 : Fabale
Famili              : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus              : Acacia
Spesies            : Acacia mangium Willd.

a.    Persebaran dan Tempat Tumbuh
Jenis ini tersebar secara alami dan tumbuh baik pada daerah kering maupun lembab. Daerah sebaran alami jenis ini antara lain di daerah Queensland, Australia pada lintang 18 o LS, Irian Jaya bagian Utara, Kepulauan Aru, Maluku Selatan dan Seram bagian Barat juga di daerah Bentuas Kalimantan Timur. Di Irian Jaya bagian selatan seperti di Merauke, Erambu dan Muting. Mangium dapat tumbuh pada daerah yang lembab pada tanah alluvial campuran (metamorfic dan granitic) dengan pH 4,8 – 5,2 dan curah hujan yang tinggi mencapai 4.500 mm/tahun dengan temperatur maksimum 31 – 34 o C serta minimum 16 – 12 o C. Jenis  ini dapat tumbuh pula pada tanah yang miskin unsur hara seperti areal bekas perladangan, tanah bekas jalan traktor, daerah berbatu dan beberapa tempat yang ditumbuhi alang-alang. Di Indonesia tahun 1970 akasia ini mulai masuk dibudidayakan secagai jenis untuk reboisasi, Akasia (Acasia mangium) juga merupakan jenis pohon dengan perfumbuhan mencapai 30 meter dan diameter bisa mencapai 60 cm bahkan 90 cm terutama yang tumbuh di daerah Quensland dan Papua new Guinea.

b.   Pembibitan
Pembiakan tanaman A. mangium dapat dilakukan baik secara generatif maupun vegetatif. Secara generatif menggunakan benih unggul dengan teknik skarifikasi benih yaitu dicelupkan kedalam air panas (85 – 100 o C) selama 30 detik kemudian direndam dalam air dingin selama 24 jam. Sedangkan secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara mencangkok dan stek pucuk yang hasilnya menunjukkan bahwa  stek pucuk dari trubusan/coppice shoots dapat mencapai 70,5 % sedangkan apabila bahan stek diambil dari pohon tua hanya 2,5 %.  Selain itu dapat dilakukan dengan  teknik sambungan. Selain itu pembibitan A. mangium dapat dilakukan dengan cara kultur jaringan dengan menggunakan eksplant berupa biji, stek pucuk dan pohon dewasa (yakni dengan teknik rejuvenasi perendaman cabang dalam air untuk menghasilkan tunas/eksplan). Setelah berakar kemudian aklimatisasi pada media vermiculite kemudian setelah tumbuh dengan baik (1-2 bulan) bibit disapih ke media tanah/top soil + pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1.

c.    Ciri-ciri Akasia (Acacia mangium)
Daun
            Akasia (Acacia mangium) mempunyai bentuk daun khas yang berbeda dengan jenis Leguminosae lainnya yang berdaun majemuk menyirip. Daun akasia mengalami rudimenter (meleburkan diri) dan berganti menjadi filodia yaitu daun semu yang merupakan modifikasi dari tangkai daun yang berfungsi juga unhrk fotosintesis. Bentuk daun akasia yarlg sesungguhnya hanya dapat dilihat pada saat semai pada saat munculnya plumula saja, selanjutnya akan benrbah menjadi bentuk lembaran filodia.
Bunga dan Buah
(Buah Acacia mangium)                     (Buah Acacia mangium)
Bunga akasia tersusun dari banyak bunga kecil berwarna putih atau krem seperti paku. Pada saat mekar, bunga menyerupai sikat botol dengan aroma yang agak harum. Setelah pembuahan, bunga berkembang menjadi polong-polong hijau yang kemudian berubah menjadi buah masak berwarna coklat gelap. Bijinya berwarna hitam mengkilap dengan bentuk bervariasi dari longitudinal, elips, dan oval sampai lonjong berukuran 3-5 mm x 2-3 mm. Biji melekat pada polong dengan tangkai yang berwarna oranye-merah.
Kayu
Warna kayu akasia mangium adalah berwarna coklat pucat sampai coklat tua, coraknya polos atau berjalur-jalur berwarna gelap dan terang, teksturnya halus sampai agak kasar, kayunya agak keras sampai keras. Kayu akasia berpori soliter dan berganda radial 2-3 pori, parenkim tipe selubung, kadang-kadang berbentuk sayap pada pori berukuran kecil, jari-jari sempit, pendek dan agak jarang. Berat jenis (BJ) rata-rata 0,61 (0,43-0,66) dengan Kelas Awet III dan Kelas Kuat II-III.
Akar
Akar mangium berfungsi sebagai pemasok air, mineral dan bahan-bahan yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pertumbuhan akar pada mangium diduga dapat meningkatkan jumlah pasokan bahan-bahan yang berperan dalam proses fotosintesis yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Rata-rata berat kering tanaman terbesar dihasilkan oleh semai mangium, karena semai mangium mampu mengikat nitrogen lebih besar dibandingkan spesies lainnya. Berat kering akan bertambah dengan semakin bertambahnya kandungan nitrogen dan phospor dalam tanah.

d.   Manfaat Kayu Akasia
Kayu akasia termasuk dalam salah satu jenis kayu yang memiliki nilai jual tinggi. Saat ini posisi kayu akasia dalam dunia perabotan rumah tangga berada dibawah kayu jati. Kayu akasia bisa dibentuk menjadi beraneka ragam perabotan. Berikut ini adalah beberapa manfaat kayu akasia.
1.  Kayu akasia bisa dimanfaatkan untuk membuat perabotan rumah terutama untuk perabotan yang diletakkan pada bagian dalam rumah.
2.  Kayu akasia bisa digunakan untuk membentuk berbagai macam hiasan rumah. Beberapa benda dan perabot yang unik mudah dibentuk dari kayu akasia.
3.  Kayu akasia bisa dioleh menjadi campuran bahan parfum. Meskipun pada dasarnya kayu akasia memiliki aroma seperti air kencing namun bisa diolah menjadi salah satu campuran parfum. Proses penyulingan parfum dari kayu akasia bisa dilakukan dengan campuran beberapa bahan kayu lain.
4. Kayu akasia bisa dimanfaatkan sebagai hiasan. Beberapa jenis kayu akasia yang sudah dibiarkan membatu secara alami bisa dirubah menjadi tanaman hias seperti bonsai.
5. Kayu akasia juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan. Kayu akasia mengandung zat tannin yang bisa bersifat sebagai astringen. Zat ini akan digunakan untuk mengobati beberapa jenis penyakit seperti gangguan seksual untuk pria, penyakit rabies dan menormalkan kadar gula darah.
6. Pohon akasia juga bisa digunakan sebagai peneduh jalan dan mencegah tanah longsor. Pohon akasia bisa meningkatkan keseimbangan ekologi sehingga bisa memperbaiki struktur tanah terutama untuk daerah rawan seperti perbukitan dan pegunungan.
7.  Kayu akasia bisa digunakan sebagai bahan untuk membuat kontruksi rumah. Di beberapa daerah di Indonesia kayu akasia dipotong menjadi berbagai macam bentuk kontruksi rumah..
8.   Pohon akasia bisa tumbuh di daerah yang rawan seperti lereng-lereng, karena itu pohon akasia bisa bermanfaat untuk mencegah banjir dan tanah longsor.
9.   Kayu dari pohon akasia juga bisa dimanfaatkan untuk membuat serat kertas. Serat kertas banyak digunakan untuk membuat bahan-bahan pengemas kertas, kardus dan sebagai bahan pokok untuk industri yang memakai kertas.

e.    Manfaat Acacia mangium Bagi Kesehatan
        Bagi kesehatan, manfaat tumbuhan akasia yaitu adalah untuk mengatasi permasalahan ejakulasi dini yang diderita oleh pria. Selain itu, akar akasia juga dapat dijadika sebagai obat untuk mengatasi penyakit rabies. Adapaun zat tannin yang dikandungnya bisa digunakan sebagai astringent dengan melalui proses penguapan kayu akasia. Lebih jauh, tanaman ini ternyata juga dapat bermanfaat untuk menstbilkan kadar gula darah dengan cara merebus dan meminumnya secara teratur.


Sumber
 Adma, H.A. 2011. Akasia (Acacia mangium). Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
 Erikan, D.R. 2014. Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Kulit Mangium
(Acacia mangium) Melalui Uji Penghambatan Enzim α-Glukosidase Secara In Vitro. Institut Pertanian Bogor.
 Maimunah, S. 2015. Kajian Ekspansi Akasia Ditaman Wisata Alam Bukit Tangkiling. Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan. Vol. 2(1): 26-34.
 Sutapea, G. Irawati, D. Hadi, P. Nur, H.R. Harun, A.H. 2013. Konversi Limbah Serbuk Gergaji Kayu Akasia (Acacia mangium) Ke Briket Arang Dan Arang Aktif.
 Yanti, M. Indriyanto dan Duryat. 2016. Pengaruh Zat Alelopati Dari Alang-alang Terhadap Pertumbuhan Semai Tiga Spesies Akasia. Jurnal Sylva Lestari. Vol 4(2): 27-38.

No comments:

Post a Comment

MANFAAT EKONOMI KOMODITI KEHUTANAN

Tugas Ekonomi Sumberdaya Hutan                                             Medan,   April 2019 MANFAAT EKONOMI KOMODITI KEHUTANAN Akas...