Tugas Ekonomi Sumberdaya Hutan
Medan, April 2019
MANFAAT EKONOMI KOMODITI
KEHUTANAN
Akasia (Acacia mangium)
Dosen Penanggungjawab
Dr. Agus
Purwoko, SP., M.P
Disusun Oleh:
Kasiani Barus
171201095
HUT 4B
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
AKASIA (Acacia mangium)
Akasia (Acacia mangium)
merupakan salah satu tumbuhan yang banyak digunakan sebagai
pohon pelindung. Acacia mangium adalah salah satu
marga Acacia yang diprioritaskan sebagai salah satu jenis tanaman HTI dan
rehabilitasi lahan karena merupakan jenis cepat tumbuh (fast
growing). Jenis ini dapat tumbuh pada kondisi lahan yang sangat
ekstrim tingkat kesuburannya dengan riap diameter dapat mencapai 2,5-3,5
cm/tahun. Tanaman A.
mangium memiliki banyak kegunaan seperti untuk mebel yang
cukup baik, kerangka pintu, bagian jendela, molding, bahan pembuat kotak/peti,
kayu yang baik untuk partikel board dan untuk pulp Anonim.
Klasifikasi Akasia
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan
biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua /
dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabale
Spesies
: Acacia mangium Willd.
a. Persebaran dan Tempat Tumbuh
Jenis
ini tersebar secara alami dan tumbuh baik pada daerah kering maupun lembab.
Daerah sebaran alami jenis ini antara lain di daerah Queensland, Australia pada
lintang 18 o LS, Irian Jaya bagian Utara, Kepulauan Aru, Maluku
Selatan dan Seram bagian Barat juga di daerah Bentuas Kalimantan Timur. Di Irian Jaya bagian selatan seperti di Merauke, Erambu dan Muting.
Mangium dapat tumbuh pada daerah yang lembab pada tanah alluvial campuran
(metamorfic dan granitic) dengan pH 4,8 – 5,2 dan curah hujan yang tinggi
mencapai 4.500 mm/tahun dengan temperatur maksimum 31 – 34 o C serta
minimum 16 – 12 o C. Jenis ini dapat tumbuh pula pada tanah
yang miskin unsur hara seperti areal bekas perladangan, tanah bekas jalan
traktor, daerah berbatu dan beberapa tempat yang ditumbuhi alang-alang. Di Indonesia tahun 1970 akasia ini mulai masuk
dibudidayakan secagai jenis untuk reboisasi, Akasia (Acasia mangium) juga merupakan
jenis pohon dengan perfumbuhan mencapai 30 meter dan diameter bisa mencapai 60
cm bahkan 90 cm terutama yang tumbuh di daerah Quensland dan Papua new Guinea.
b.
Pembibitan
Pembiakan tanaman A.
mangium dapat dilakukan baik secara generatif maupun vegetatif.
Secara generatif menggunakan benih unggul dengan teknik skarifikasi benih yaitu
dicelupkan kedalam air panas (85 – 100 o C) selama 30 detik kemudian
direndam dalam air dingin selama 24 jam. Sedangkan
secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara mencangkok dan stek pucuk yang
hasilnya menunjukkan bahwa stek pucuk dari trubusan/coppice
shoots dapat mencapai 70,5 % sedangkan apabila bahan stek diambil
dari pohon tua hanya 2,5 %. Selain itu dapat dilakukan dengan
teknik sambungan. Selain itu pembibitan A. mangium dapat dilakukan dengan
cara kultur jaringan dengan menggunakan eksplant berupa biji, stek pucuk dan
pohon dewasa (yakni dengan teknik rejuvenasi perendaman cabang dalam air untuk
menghasilkan tunas/eksplan). Setelah berakar kemudian aklimatisasi pada media vermiculite
kemudian setelah tumbuh dengan baik (1-2 bulan) bibit disapih ke media
tanah/top soil + pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1.
c. Ciri-ciri Akasia (Acacia mangium)
Daun
Akasia (Acacia mangium) mempunyai
bentuk daun khas yang berbeda dengan jenis Leguminosae lainnya yang berdaun majemuk
menyirip. Daun akasia mengalami rudimenter (meleburkan diri) dan berganti menjadi
filodia yaitu daun semu yang merupakan modifikasi dari tangkai daun yang
berfungsi juga unhrk fotosintesis. Bentuk daun akasia yarlg sesungguhnya hanya
dapat dilihat pada saat semai pada saat munculnya plumula saja, selanjutnya akan
benrbah menjadi bentuk lembaran filodia.
Bunga dan Buah
(Buah Acacia mangium) (Buah
Acacia mangium)
Bunga akasia tersusun
dari banyak bunga kecil berwarna putih atau krem seperti paku. Pada saat mekar,
bunga menyerupai sikat botol dengan aroma yang agak harum. Setelah
pembuahan, bunga berkembang menjadi polong-polong hijau yang kemudian berubah
menjadi buah masak berwarna coklat gelap. Bijinya berwarna hitam mengkilap
dengan bentuk bervariasi dari longitudinal, elips, dan oval sampai lonjong
berukuran 3-5 mm x 2-3 mm. Biji melekat pada polong dengan tangkai yang
berwarna oranye-merah.
Kayu
Warna kayu akasia mangium adalah berwarna coklat pucat sampai coklat
tua, coraknya polos atau berjalur-jalur berwarna gelap dan terang, teksturnya halus
sampai agak kasar, kayunya agak keras sampai keras. Kayu akasia berpori soliter
dan berganda radial 2-3 pori, parenkim tipe selubung, kadang-kadang berbentuk
sayap pada pori berukuran kecil, jari-jari sempit, pendek dan agak jarang.
Berat jenis (BJ) rata-rata 0,61 (0,43-0,66) dengan Kelas Awet III dan Kelas
Kuat II-III.
Akar
Akar mangium berfungsi sebagai pemasok air, mineral
dan bahan-bahan yang penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pertumbuhan akar pada mangium diduga dapat meningkatkan
jumlah pasokan bahan-bahan yang berperan dalam proses
fotosintesis yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Rata-rata
berat kering tanaman terbesar dihasilkan oleh semai mangium, karena semai mangium mampu
mengikat nitrogen lebih besar dibandingkan
spesies
lainnya.
Berat
kering akan bertambah dengan semakin
bertambahnya kandungan nitrogen dan phospor dalam tanah.
d. Manfaat Kayu Akasia
Kayu akasia termasuk dalam salah satu jenis kayu yang
memiliki nilai jual tinggi. Saat ini posisi kayu akasia dalam dunia perabotan
rumah tangga berada dibawah kayu jati. Kayu akasia bisa dibentuk menjadi
beraneka ragam perabotan. Berikut ini adalah beberapa manfaat kayu akasia.
1. Kayu akasia bisa dimanfaatkan untuk membuat perabotan rumah terutama untuk perabotan yang
diletakkan pada bagian dalam rumah.
2. Kayu akasia bisa digunakan untuk membentuk berbagai macam hiasan rumah.
Beberapa benda dan perabot yang unik mudah dibentuk dari kayu akasia.
3. Kayu akasia bisa dioleh menjadi campuran bahan parfum. Meskipun pada dasarnya kayu akasia
memiliki aroma seperti air kencing namun bisa diolah menjadi salah satu
campuran parfum. Proses penyulingan parfum dari kayu akasia bisa dilakukan
dengan campuran beberapa bahan kayu lain.
4. Kayu akasia bisa dimanfaatkan sebagai hiasan. Beberapa jenis kayu akasia
yang sudah dibiarkan membatu secara alami bisa dirubah menjadi tanaman hias
seperti bonsai.
5. Kayu akasia juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan. Kayu akasia
mengandung zat tannin yang bisa bersifat sebagai astringen. Zat ini akan
digunakan untuk mengobati beberapa jenis penyakit seperti gangguan seksual
untuk pria, penyakit rabies dan menormalkan kadar gula darah.
6. Pohon akasia juga bisa
digunakan sebagai peneduh jalan dan mencegah tanah longsor. Pohon akasia bisa
meningkatkan keseimbangan ekologi sehingga bisa memperbaiki struktur tanah terutama
untuk daerah rawan seperti perbukitan dan pegunungan.
7. Kayu akasia bisa digunakan sebagai bahan untuk membuat kontruksi rumah. Di
beberapa daerah di Indonesia kayu akasia dipotong menjadi berbagai macam bentuk
kontruksi rumah..
8. Pohon akasia bisa tumbuh di daerah yang rawan seperti lereng-lereng, karena
itu pohon akasia bisa bermanfaat untuk mencegah banjir dan tanah longsor.
9. Kayu dari pohon akasia juga bisa dimanfaatkan untuk membuat serat kertas.
Serat kertas banyak digunakan untuk membuat bahan-bahan pengemas kertas, kardus
dan sebagai bahan pokok untuk industri yang memakai kertas.
e. Manfaat Acacia mangium Bagi Kesehatan
Bagi
kesehatan, manfaat tumbuhan akasia yaitu adalah untuk mengatasi permasalahan
ejakulasi dini yang diderita oleh pria. Selain itu, akar akasia juga dapat
dijadika sebagai obat untuk mengatasi penyakit rabies. Adapaun zat tannin yang
dikandungnya bisa digunakan sebagai astringent dengan melalui proses penguapan
kayu akasia. Lebih jauh, tanaman ini ternyata juga dapat bermanfaat untuk
menstbilkan kadar gula darah dengan cara merebus dan meminumnya secara teratur.
Sumber
Adma, H.A. 2011.
Akasia (Acacia mangium). Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Erikan, D.R. 2014. Aktivitas
Antidiabetes Ekstrak Kulit Mangium
(Acacia mangium) Melalui Uji Penghambatan Enzim α-Glukosidase Secara In Vitro. Institut Pertanian Bogor.
(Acacia mangium) Melalui Uji Penghambatan Enzim α-Glukosidase Secara In Vitro. Institut Pertanian Bogor.
Maimunah, S. 2015. Kajian Ekspansi
Akasia Ditaman Wisata Alam Bukit Tangkiling. Jurnal Ilmu Pertanian dan
Kehutanan. Vol. 2(1): 26-34.
Sutapea, G. Irawati, D. Hadi, P.
Nur, H.R. Harun, A.H. 2013. Konversi Limbah Serbuk Gergaji Kayu Akasia (Acacia
mangium) Ke Briket Arang Dan Arang Aktif.
Yanti, M.
Indriyanto dan Duryat. 2016. Pengaruh Zat Alelopati Dari Alang-alang Terhadap
Pertumbuhan Semai Tiga Spesies Akasia. Jurnal Sylva Lestari. Vol 4(2): 27-38.
No comments:
Post a Comment